Pakaian Ketika Berihram

Wahai Rasulullah, bagaimanakah pakaian yang seharusnya dikenakan oleh orang yang sedang berihram (haji atau umrah) ?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Tidak boleh mengenakan kemeja, sorban, celana panjang kopiah dan sepatu, kecuali bagi yang tidak mendapatkan sandal, maka dia boleh mengenakan sepatu. Hendaknya dia potong sepatunya tersebut hingga di bawah kedua mata kakinya. Hendaknya dia tidak memakai pakaian yang diberi za’faran dan wars dari daun tumbuhan. Hendaknya wanita yang sedang berihram tidak mengenakan cadar dan sarung tangan.” (HR. Bukhari no. 1838).

 

Imam Masjid Al Haram

Imam – imam Tarawih dan Tahajjud Masjid Al Haram

1. Syaikh sudais Prof. Dr. Abdurrahman as-Sudais

beliau lahir pada tanggal 10 Februari 1960 di al-bukairiyah, salah satu kota yang ada di provinsi al-qasim,berada disebelah timur laut dari provinsi makkah.
pada saat usia berumur 22 tahun, beliau pertama kali diangkat menjadi imam sekaligus khatib di Masjidil Haram pada 22 sya’ban tahun 1404 Hijriah. Pada 15 Ramadhan 1404 Hijriah,merupakan kesempatan pertama beliau untuk menyampaikan khutbah di Masjidil Haram.

2. Su’ud Al-Shuraim Su’ud bin Ibrahim bin Muhammad Al-Syuraim

Beliau dilahirkan di kota Riyadh pada tahun 1386 H.
Beliau adalah mantan Hakim Pengadilan Tinggi Makkah dan Dekan Fakultas Kehakiman Universitas Umm Al-Qura Ia menjadi hakim di Pengadilan Tinggi Syari’ah sejak tahun 1413 Hijriah dan mengajar di Masjidil Haram sejak tahun 1414 Hijriah. Ia meraih gelar doktor (Ph.D) dan merupakan seorang profesor bidang Syariah dan studi Islam di Universitas Umm Al-Qura di Makkah, dan baru-baru ini ditunjuk sebagai Dekan dan “Profesor Spesialis Fiqih” di Universitas tersebut.

3. Abdullah Awad Al Juhani Abdullah Awad Al Juhani

Beliau lahir di kota Madinah pada hari Selasa, 11 Muharram 1396/ 13 Januari 1976.   Dan telah ditunjuk untuk menjadi imam pada bulan Ramadhan, yaitu pada tahun 1426-1427ه‍ hingga sekarang. Beliau telah menikah dan memiliki 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
Beliau telah menghafal Al-Quran sebelum usia baligh dengan rahmat Allah dan pengarahan orangtuanya. Dan pada saat itu Beliau belajar di masjid Al-Isyraaf di Harah Gharbiyyah, Madinah.

4. Maher Al-Muaiqly Syeikh Maher Al Muaiqly

Beliau adalah imam masjidil haram yang lahir pada tanggal 7 januari 1969. Beliau ditetapkan sebagai imam di masjidil haram pada bulan juli 2007. Syeikh Maher Al Muaiqly yang memiliki suara yang begitu merdu, Suara merdu Imam Besar Syeikh Maheer Al Muaiqly di Masjidil Haram, membuat orang-orang rindu dengan Ka`bah dimana seluruh umat muslim ingin mendatanginya dengan pergi haji dan umroh.

5. Syaikh bandar baleela Syaikh Bandar Baleela

Nama aslinya beliau adalah Syaikh DR. Bandar bin abdul aziz baleela.
Lahir di Makkah pada tahun 1395 Hijriah, Beliau bertugas sebagai imam dan khatib pada Masjid Amira Nouf di distrik Aziziyah, Makkah, lalu berpindah ke Masjid Bin Baaz. Pada 12/9/1434 Hijriyah, akhirnya pada tanggal 4/12/1434 Hijriyah beliau diangkat menjadi imam tetap di Masjidil Haram. Tugas pertama beliau sebagai Imam di Masjidil Haram ditunaikan pada tanggal 5/12/1434 Hijriyah untuk memimpin shalat maghrib.

6. Syaikh Yasser al-Dosari (Doussary)

Nama lengkapnya beliau adalah Yassir bin Rasyid bin Husain al-Udani al-Dosary. Beliau adalah imam dan khatib di Masjid Dakhil, Riyadh. Selain itu beliau juga merupakan Sekjen (Sekretaris Jendral) Prince Sultan University untuk pengajaran al-Qur’an kepada Angkatan Bersenjata Arab Saudi.
Salah satu prestasi dari beliau adalah kemampuannya menghafal al-Qur’an secara sempurna yang diperoleh pada usia relatif muda, yakni usia 15 tahun.
Selain menjadi imam dan khatib di Masjid Dakhil, Riyadh, beliau juga sering diundang untuk menjadi imam shalat di berbagai tempat lainnya di berbagai negara. Beberapa tempat yang pernah beliau singgahi antara lain: Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Switzerland, dan Republik Ceko (Czech)

Keutamaan Shalat di Masjid Quba

Keutamaan Salat di Masjid Quba

Ketika Nabi Saw melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah pada hari Senin 8 Rabiul Awal, beliau sempat singgah terlebih dahulu di Quba bersama bani ‘Amru bin Auf di rumah Kaltsum bin Alhadm. Pada hari pertama singgah, beliau lantas membangun Masjid Quba yang dibangun atas dasar ketakwaan dan keimanan yang kuat kepada Allah. Pentingnya nilai masjid ini bahkan membuat Nabi membandingkan pahala salat di Masjid Quba seperti melakukan ibadah umrah.

Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Saw. Setelah berdiri, lalu Nabi Saw. mendirikan salat di Masjid Quba secara berjamaah bersama sahabat yang pada waktu kiblatnya masih menghadap ke arah Masjidil Aqsha.

Setelah berada di Madinah, Nabi Saw. selalu menyempatkan diri mendatangi Masjid Quba untuk melakukan salat dua rakaat. Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Umar, dia berkata;

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ، مَاشِيًا وَرَاكِبًا فَيُصَلِّي فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ

“Dahulu Nabi Saw. mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau berkendaraan kemudian melaksanakan salat dua rekaat.”

Melalui hadis ini, Imam Nawawi dalam kitabnya Almajmu menganjurkan untuk senantiasa mengunjungi dan salat di Masjid Quba terutama pada hari Sabtu.

يستحب استحبابا متأكدا أن تأتي مسجد قباء وهو في يوم السبت آكد ناويا التقرب بزيارته والصلاة فيه

“Sangat disunahkan untuk mendatangi Masjid Quba terutama pada hari Sabtu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah dan salat di dalamnya.”

Mengunjungi dan salat di Masjid Quba terdapat keutamaan yang sangat agung, di antaranya salat di dalamnya bernilai seperti pahala umrah. Dalam hadist riwayat Imam Ibnu Majah dari Sahl bin Hunaif disebutkan, bahwa Nabi Saw. bersabda;

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ، فَصَلَّى فِيهِ صَلَاةً، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ

“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu datang ke Masjid Quba’, kemudian dia mendirikan salat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah.”

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dari Usaid bin Alhudhair, Nabi Saw. bersabda;

صَلاَةٌ فِيْ مَسْجِدِ قُبَاءَ كَعُمْرَةٍ

“Salat di Masjid Quba seperti melakukan umrah.”

Oleh karena itu, ketika kita berada di Madinah, kita sangat dianjurkan untuk mendatangi Masjid Quba dan salat di dalamnya, baik salat wajib atau sunah. Selain untuk mengikuti sunah Nabi Saw., mendatangi Masjid Quba dan salat di dalamnya memiliki keutamaan yang besar, yaitu bernilai seperti pahala umrah.

× Hubungi Kami