Dari pada umroh dan haji berkali-kali, mending uangnya buat sedekah?

Sebuah pernyataan dari seseorang tentang bolak balik (sering) umroh dan haji.

Si fulan sambil menggerutu melontarkan pernyataan yang tidak seharusnya di ucapkan seorang muslim.

“Percuma Haji dan umrah dan haji berkali-kali tapi jarang sedekah untuk anak yatim” “
Dari pada umroh dan haji berkali kali, mending uangnya digunakan untuk bersedekah kepada anak yatim dan orang miskin”.

Perlu diketahui bahwa pernyataan di atas adalah “TIDAK BENAR / SALAH”.

Karena termasuk membenturkan atau membandingkan ibadah satu dengan ibadah yang lainnya.

Sekarang pilih mana puasa ramadhan atau shalat fardhu?

Apakah seorang muslim akan memilih 1 dari pilihan itu? Tentu saja tidak, karena kedua ibadah itu hukumya wajib dan berdosa bagi yang meninggalkannya. Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya. Yang namanya ibadah tidak perlu dibenturkan dan bisa dilakukan secara bersamaan. Apabila bisa dan mampu umrah dan haji berkali-kali sekaligus banyak bersedekah kepada faqir miskin, kenapa tidak? Terlebih umrah dan haji justru akan mendatangkan rezeki yang berlipat serta berkah bagi yang melakukannya dengan niat karena Allah Ta’ala. Keutamaan ibadah umrah & haji salah satunya adalah bisa mendatangkan rezeki serta menghilangkan kemiskinan.

Bisa jadi karena sering umrah dan haji kemudian menjadi sebab datangnya rezeki dan keberkahan sehingga dimudahkan untuk bersedekah kepada anak yatim dan fakir miskin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Haji dan umrah dapat meghilangkan kemiskinan:

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran api menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” [HR. Tirmidzi, Al-Silsilah As-Shahihah no. 1200].

Jadi bukan berarti orang yang sering umroh dan haji berkali kali tidak suka bersedekah. Dan bagi yang sering dan mampu untuk umroh dan haji berkali-kali silahkan saja, itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Ketika kita takut memberi

Saudaraku … Perlu kita tahu bahwa kesuksesan, begitu pula kekayaan yang Allah anugerahkan itu semua hanyalah pemeberian dan titipan dari-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa harta hanyalah titipan Allah karena Allah Ta’ala firmankah (yang artinya), “Hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.” Hakikatnya, harta tersebut adalah milik Allah. Allah Ta’ala yang beri kekuasaan pada makhluk untuk menguasai dan memanfaatkannya.

Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya harta itu milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhoi. Siapa saja yang menginfakkan harta pada jalan Allah, maka itu sama halnya dengan seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya. Dari situ, ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak. ”

Al Qurtubhi rahimahullah sekali lagi mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian pada hakikatnya bukanlah milik kalian. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ”

Jika seseorang mengerti dan paham investasi dan infak di jalan Allah sama sekali tidaklah mengurangi harta. Cobalah renungkan baik-baik firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).Lihatlah bagaimanakah penjelasan yang amat menarik dari Ibnu Katsir rahimahullah mengenai ayat ini. Beliau mengatakan, “Selama engkau menginfakkan sebagian hartamu pada jalan yang Allah perintahkan dan jalan yang dibolehkan, maka Allah-lah yang akan memberi ganti pada kalian di dunia, juga akan memberi ganti berupa pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Lihatlah bagaimanakah penjelasan yang amat menarik dari Ibnu Katsir rahimahullah mengenai ayat ini. Beliau mengatakan, “Selama engkau menginfakkan sebagian hartamu pada jalan yang Allah perintahkan dan jalan yang dibolehkan, maka Allah-lah yang akan memberi ganti pada kalian di dunia, juga akan memberi ganti berupa pahala dan balasan di akhirat kelak.”

× Hubungi Kami